Stratigrafi Gunung Rinjani 3.726 mdpl
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Secara
stratigrafi, Gunung Rinjani dialasi oleh batuan sedimen klastik Neogen
(termasuk batu gamping), dan setempat oleh batuan gunungapi
Oligo-Miosen. Gunungapi Kuarter itu sendiri sebagian besar menghasilkan
piroklastik, yang dibeberapa tempat berselingan dengan lava. Litologi
itu merekam sebagian peletusan yang diketahui dalam sejarah. Sejak tahun
1847 telah terjadi 7 kali peletusan, dengan jangka istirahat terpendek 1
tahun dan terpanjang 37 tahun.
Seperti pada gunungapi lainnya, Koesoemadinata (1979) menyebutkan
bahwa aktivitas kegunungapian Rinjani pasca pembentukan kaldera adalah
pembangunan kembali. Kegiatannya berupa efusiva yang menghasilkan lava
dan eksplosiva yang membentuk endapan bahan-lepas (piroklastik). Lava
umumnya berwarna hitam, dan ketika meleler tampak seperti berbusa.
Peletusan pasca pembentukan kaldera relatif lemah, dan lava yang
dikeluarkan oleh kerucut G. Barujari dan G. Rombongan relatif lebih basa
dibanding lava gunungapi lainnya di Indonesia. Kemungkinan terjadinya
awan panas ketika letusan memuncak sangat kecil. Bahan letusan umumnya
diendapkan di bagian dalam kaldera saja.
Aliran lava, lahar letusan, lahar hujan, dan awan panas guguran
berpeluang mengarah ke Kokok Putih hingga Batusantek. Awan panas guguran
dapat terjadi di sepanjang leleran lava baru yang masih bergerak,
meskipun kemungkinannya kecil.
0 komentar:
Posting Komentar